Lambang Asli
Mengenai beberapa perubahan pada lambang kota Pasuruan, pernah saya posting di Facebook, dengan judul “KRITIK LAMBANG KOTA PASURUAN”, pada 8 September 2022. https://tinyurl.com/33c7na24

Pertemuan
Tanpa terasa lebih dari setahun telah berlalu, dan nampaknya belum ada tindakan terkait yang saya usulkan.
Namun pada hari Minggu tanggal 12 dan 19 Nopember 2023, adalah hari-hari yang cukup membahagiakan bagi kami, terharu sekaligus bangga. Saya pribadi dan teman-teman komunitas pemerhati sejarah Pasuruan.
Hari itu kami dapat bertemu dan sowan langsung dengan pak Agus Subagiyo. Perancang dan pencipta lambang kota Pasuruan, yang dilombakan pada tahun 1966, dan diresmikan sebagai pada 1971.

Suatu pertemuan yang sesungguhnya tak terduga dan rasanya seperti mustahil, bagaimana mungkin? Lambang itu sudah dipakai sejak lebih dari 50 tahun yang lalu! Tepatnya 52 tahun. Dan ternyata.., beliau adalah ayah dari teman saya sendiri, Teguh Nuswantoro, teman seangkatan waktu sekolah SMA dulu!!
Pak Agus sekarang menetap di Malang, tinggal bersama salah satu putranya, teman saya itu. Sesuai namanya, memang lahir di bulan Agustus. “Hari ulang tahun saya, dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia” kata beliau. Ya memang tepat tanggal 17 Agustus, di tahun 1931 (usia 92 tahun). Masa kecilnya di Pasuruan, menyelesaikan pendidikan dasar di SD Tegaljagung, SMP di Poncol, dilanjutkan dengan mengasah ilmu seninya di akademi seni rupa Jogjakarta (ASRI).
Temuan lainnya juga tak kalah penting dan menarik. Menurut penuturannya, selain kota Pasuruan, juga desain lambang kota Malang, kabupaten Lumajang, serta organisasi KNPI… semua adalah hasil karya beliau. Sebuah bakat seni yang diturunkan dari kakeknya, yang kemudian juga menurun kepada 2 orang putranya.




Ide dan Perubahan
Ide pembuatan lambang untuk kota Pasuruan sendiri, berawal dari kegemarannya membaca buku dan bakat melukis sejak kecil. Dari buku-buku bertuliskan latin maupun aksara Jawa di perpustakaan. Salah satunya adalah tentang sejarah “Untung Surapati”. Dari nama Surapati, dikembangkan oleh beliau menjadi motto “Sura Dira Satya Pati”.
Adanya beberapa perubahan pada bentuk lambang, harapan beliau adalah: “Sebaiknya dikembalikan sesuai bentuk aslinya.” Analoginya adalah seperti lambang negara Burung Garuda, yang paten dan tidak boleh diubah. Kalau ada sesuatu yang dirubah, tentu akan merubah pula makna dan nilai filosofi awal yang digambarkan oleh perancangnya.
Terima kasih kepada pak Agus beserta keluarga, atas sambutannya yang ramah. Penjelasannya tentang asal usul lambang dan harapannya kedepan. Semoga panjang umur pak Agus, salah satu tokoh kota Pasuruan tercinta. Semoga sehat selalu dan bahagia bersama keluarga.

Terima kasih kepada teman-teman pemerhati sejarah Pasuruan, mas Adib, mbak Putri, mas Fakkul, mas Ezzamir, dan mas Ilham. Perjalanan yang kita tempuh bersama masih panjang… sebuah langkah kecil pasti berarti…