Sebagai kota di dataran tinggi yang sejuk dan nyaman, Malang dikenal juga sebagai “Kota Pelajar/Pendidikan“. Orang Belanda atau Eropa lainnya kerap menyebutnya sebagai “Schoolstad“. Pada periode 1930-an, hampir tersedia sekitar 60 lembaga pendidikan. Mulai dari tingkat pra sekolah, sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang dikelola resmi oleh pemerintah maupun swasta. Namun sejak kapan di kota Malang mulai tersedia suatu lembaga pendidikan resmi?
Dari penelusuran dokumen-dokumen lama, diduga kuat SDN Kiduldalem 1 Malang adalah lembaga pendidikan tertua di kota Malang. Dalam Koran lama dituliskan, bahwa sekolah dasar resmi pemerintah di Malang untuk anak-anak yang kurang mampu didirikan pada tahun 1851. Selain untuk anak-anak bumiputra, kemungkinan besar merupakan sekolah campuran yang menampung juga anak-anak Eropa, karena guru yang disediakan adalah seorang Belanda totok.
Peran Residen Varkevisser
Residen Pasuruan Dirk Antonius Varkevisser, menjabat sejak tahun 1846 sampai 1855. Terkenal piawai dalam mengembangkan sektor pertanian, terutama kopi dan tebu. Menyadari pentingnya pendidikan dasar untuk anak-anak, beliau juga memprakarsai berdirinya sekolah dasar untuk anak-anak pribumi di Pasuruan. Sekolah ini diresmikan pada 1 Juni 1850, dikhususkan untuk anak-anak para pejabat bumiputra di wilayah kabupaten Pasuruan, Bangil dan Malang. Merupakan SD pribumi tertua yang diresmikan di Jawa, bisa jadi yang tertua di Indonesia!

Di tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 1 Desember 1851, didirikan sekolah dasar pemerintah resmi (negeri) di kota Malang.
Javasche Courant, edisi 31-12-1851, menuliskan sebagai berikut :
“…Pada tanggal 1 Desember (1851) yang lalu, sekolah dasar negeri baru yang didirikan di Malang diresmikan.
Warga Malang menyambut keputusan pemerintah untuk mendirikan sekolah ini dengan penuh sukacita, karena sebelumnya anak-anak dari keluarga kurang mampu tidak mendapatkan pendidikan yang kini tersedia bagi mereka. Hari pembukaan dan peresmian gedung sekolah baru tersebut merupakan momen yang membahagiakan.
Pukul sembilan pagi, subkomite pendidikan, yang dipimpin oleh guru J. W. Bille van den Dungen dan sebagian besar warga Malang, berkumpul di gedung sekolah yang telah dihias dengan indah dengan bunga dan karangan bunga, serta dilengkapi perabotan yang memadai. Di antara mereka adalah Bupati Malang Adipati Ario Notto di Ningrat.
Dua puluh tiga siswa telah terdaftar untuk mengikuti pelajaran, dan 18 di antaranya hadir.

Ketua subkomite, Residen Pasuruan, tuan D. A. Varkevisser, berhalangan hadir karena alasan penting. Upacara dibuka oleh Asisten Residen Malang, tuan J. W. M. van Schmidt, dengan pidato yang ringkas di mana beliau menekankan pentingnya acara tersebut. Beliau juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para anggota subkomite atas perhatian mereka dan mendorong para orang tua untuk dengan penuh syukur memanfaatkan bantuan yang diberikan kepada mereka dan mendukung guru tersebut dalam tugas beratnya. Beliau mendoakan agar para guru dapat menuai hasil terbaik dari jerih payahnya dan selalu membuktikan dirinya layak atas kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh komite pendidikan utama.
Guru tersebut kemudian menanggapi pidato ini dengan sangat tepat dan penuh perhatian, menunjukkan bahwa beliau merasakan pentingnya panggilannya. Beliau menutup pidatonya dengan keyakinan bahwa, dengan pertolongan Tuhan, beliau akan melakukan segala yang beliau bisa untuk membentuk pemuda yang dipercayakan kepadanya menjadi anggota masyarakat yang berguna. Akhirnya, anggota tertua subkomite, tuan C. J. Hoffman, menyampaikan pidatonya, dengan penuh semangat merekomendasikan kepentingan sekolah kepada asisten residen Schmidt, dan juga berharap anak-anak untuk menanggapi, dengan ketekunan dan perilaku baik, perhatian yang diberikan oleh pemerintah, orang tua mereka, dan guru demi kebahagiaan mereka di masa depan.
Dengan gembira kami sampaikan di sini, sebagai tanda kepedulian warga Malang terhadap pendidikan, bahwa tambahan dana sebesar f 600 telah ditambahkan melalui sumbangan sukarela ke dalam anggaran untuk gedung sekolah dan asrama guru, sesuai dengan perkiraan biaya terkait. Sementara itu, anggota subkomite, tuan C. J. Hoffman, telah menanggung biaya perbaikan gedung sekolah yang bermanfaat dari sumber dayanya sendiri.
Hari yang tak terlupakan di Malang ditutup dengan jamuan makan malam di Dalem Bupati Raden Adipati Ario Noto di Ningrat. Berbagai minuman disediakan untuk perayaan tersebut membuktikan apresiasi tinggi semua yang hadir atas berdirinya sekolah di Malang.
Peristiwa yang menggembirakan ini pasti akan terkenang dalam ingatan untuk waktu yang lama.”
Lokasi Sekolah
Lokasi awal sekolah dasar negeri ini terletak di alun-alun sisi timur, di sebelah selatan penjara wanita. Sebagaimana yang di Pasuruan yang terletak di lingkungan “dalem” kabupaten (pendopo) Pasuruan. Maka yang di Malang juga terletak di lingkungan “dalem” kabupaten Malang. Bupati Malang yang memerintah pada saat itu adalah R. A. A. Notodiningrat. Beliau memerintah dari tahun 1839 hingga wafatnya tahun 1884, konon merupakan bupati terkaya di Jawa Timur waktu itu.

Pindah Lokasi
Gedung sekolah menetap di alun-alun timur hingga akhirnya direncanakan untuk dipindah pada tahun 1932. Dinas Pertanahan Kabupaten Malang akan membangun gedung sekolah baru di jurang Brantas di Speelmanstraat (sekarang jalan Majapahit). Begitu gedung sekolah siap, sekolah negeri lama yang saat ini berada di tanah milik kabupaten di alun-alun (sisi timur) akan dipindahkan ke sana dan bangunan lama akan dirobohkan. Kemudian seluruh area di alun-alun akan dibebaskan untuk pembangunan kantor kabupaten baru dan balai pertemuan Dewan Kabupaten Malang. (De Indische courant, 06-10-1932).
Pembangunan gedung sekolah baru berlangsung pada tahun 1933. Desainnya dibuat oleh B.O.W., sementara pengerjaannya dikontrakkan kepada firma arsitektur China T.T.T., dengan syarat kayunya dipasok oleh penjara negara. Syarat ini terpenuhi empat minggu setelah pesanan dibuat, dan disetujui oleh para kontraktor.(Soerabaijasch handelsblad, 08-09-1933).
Dalam peta sekitar tahun 1935, sekolah dasar di Jurang Brantas di Speelmanstraat disebut sebagai : Gemeentelijk Inlandsche Scholen Speelmanstraat, yang artinya kurang lebih suatu sekolah dasar pribumi yang dikelola oleh pemerintah kota praja (gemeente) Malang.
Sekolah dasar negeri di jurang Brantas ini sekarang dikenal dengan nama SDN Kiduldalem 1, beralamat di jalan Mojopahit, Kecamatan Klojen – Kota Malang.


Postingan Terkait :
Mengungkap Sosok Leber – Ilmuwan dan Tokoh Kemanusiaan di Malang yang Disingkirkan
Tokoh Pencipta Lambang Kota Pasuruan, Kota Malang dan Kabupaten Lumajang
Gedung Kantor Pajak di Alun-alun Malang, Hasil Karya Putra Bangsa Indonesia Sendiri