Salah satu Bangunan Cagar Budaya (BCB) di kota Malang adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan, beralamat di Jalan Merdeka Utara No. 3 Malang. Penetapan ini lewat SK Walikota Malang Sutiaji pada tahun 2018. Merupakan salah satu bangunan karya putra-putra bangsa Indonesia sendiri. Bukan bangunan lawas warisan dari masa kolonial, namun bangunan yang baru dibangun pasca kemerdekaan.

Gedung ini menempati lahan bekas kantor Bank Nederlandsch Indische Escompto Maaschappij, yang membuka cabangnya di Malang. Sebelumnya gedung ini sempat disewa oleh “UNITAS“, sebuah asosiasi untuk olah raga dan seni. Setelah Unitas berpindah ke tempat sewa lainnya, Escompto membuka kantor cabang barunya disini secara resmi pada 1 Maret 1929.

Perkumpulan olahraga dan seni “Unitas” ketika menempati gedung di alun-alun utara kota Malang. Foto sekitar tahun 1928.
Sumber : .wereldmuseum.nl
Gedung bank Escompto yang diapit oleh gedung Societeit Concordia (sebelah kiri) dan Javasch Bank (sebelah kanan)
Iklan berita bahwa Bank Escompto membuka kantor cabang barunya di Malang pada 1 Maret 1929. Sumber : De Koerier, 06-03-1929.
Bangunan lama Nederlandsch Indische Escompto Maaschappij di alun-alun utara Kota Malang. Foto sekitar tahun 1930-1940

Aksi Bumi Hangus

Pada saat serbuan militer Belanda pada tanggal 30 Juli 1947, Escompto adalah salah satu bangunan yang hancur akibat aksi bumi hangus. Disamping ratusan bangunan gedung dan rumah lainnya di kota Malang. Di alun-alun saja hampir semua bangunan milik Belanda rusak dibakar, diantaranya : Rumah Dinas dan Kantor Residen, Hotel Palace, Societeit Concordia, Javasche Bank, dll.

Gedung bank Escompto yang hancur dibakar akibat aksi bumi hangus 1947, di sebelah baratnya tampak gedung eks Societeit Concordia yang juga hancur. Sumber Foto : beeldbankwo2.nl
Reruntuhan gedung Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij (sekarang KPP Pratama Malang Selatan) di alun-alun Utara kota Malang akibat taktik bumi hangus. Sumber foto : beeldbankwo2.nl

Pembangunan Gedung Baru

Dikutip dari harian “Malang Post” tanggal 13 Oktober 1951, di bekas gedung Escompto sedang berjalan proyek pembangunan gedung baru tanpa mengenal hari libur Minggu. Menurut keterangan resmi dari pemerintah, gedung tersebut dibangun untuk Kantor Inspeksi Keuangan. Pembangunan gedung bertingkat dua ini ditargetkan selesai pada akhir tahun. Desain (ontwerp) gedung dibuat oleh Suratmoko (Ir. Soeratmoko, Kepala Djawatan Gedung-gedung Surabaja), sedang konstruksi beton di desain oleh Prof. Ir. Roeseno (Roosseno Soerjohadikoesoemo), satu-satunya ahli beton bangsa Indonesia. Tinggi gedung 17 meter dengan ruangan atas dan bawah yang luasnya masing-masing 25 x 31 meter. Untuk pembuatan gedung bertingkat dua yang “Balk Loos” ini dipergunakan beton sejumlah kurang lebih 380 M3. Gedung diperindah dengan ornamen dari batu yang semuanya dikerjakan di Bali.

Penanggung jawab proyek adalah Djawatan Gedung-gedung Malang, yang dikepalai oleh Ismangun. Selanjutnya proyek pembangunan gedung ini diserahkan kepada “E.C.A.” (Engineers Contractors Association), suatu usaha nasional dibawah pimpinan Asmuadji dan Soetiknjo. Dua orang tenaga ahli muda, yang baru kali ini mendapat kepercayaan penuh untuk mengerjakan pendirian gedung pemerintah modern dengan biaya Rp, 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah). Biaya pendirian gedung seluruhnya muka dan belakang dianggarkan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah). Dua orang inilah yang mengerjakan gedung pusat aliran listrik di Sengguruh dan Mendalan, Gedung Bioskop di muka Kantor Pos dan lain-lain.

Peresmian Gedung

Gedung Kantor Inspeksi Keuangan Malang akhirnya diresmikan pada hari Jumat, 16 Mei 1952 (Malang Post, 17 Mei 1952). Dalam upacara pembukaan hadir antara lain : Walikota Malang Sardjono, Kepala Kepolisian Karesidenan Malang Honggopranoto, sedangkan Gubernur Jawa Timur yang berhalangan hadir diwakili Residen Malang Abubakar.

Kliping berita Malang Post, 17 Mei 1952.

Pidato pembukaan oleh Kepala Inspeksi Keuangan Malang, Sukirno. Dilanjutkan dengan penerimaan gedung baru oleh Kepala Kantor Besar Djawatan Padjak seluruh Indonesia, Abdulmukti, dari Kepala Djawatan Gedung-gedung Malang, Ismangun. Sambutan Abdulmukti menyatakan, bahwa gedung itu adalah satu-satunya gedung di Indonesia yang dimiliki oleh Inspeksi Keuangan. Sementara Residen Abubakar (lengkapnya Abubakar Kartowinoto) mewakili Gubernur Jawa Timur, menyatakan kegembiraannya atas gedung baru yang memperindah kota Malang. Disamping menyampaikan kemungkinan dijadikannya Malang sebagai Ibu Kota Negara, yang mempunyai harapan baik dikemudian hari.

Kemudian dilanjut dengan sambutan dari wakil penduduk Tionghoa (Han Kang Hoen), wakil india, wakil dari Pengurus Besar Serekat Sekerdja Djawatan Padjak, disusul kemudian sambutan oleh Suprapto, Kepala Inspeksi Keuangan Jatim.

Pembangunan gedung secara final memakan biaya Rp. 985.000,- (sembilan ratus delapan puluh lima ribu rupiah). Selain satu-satunya gedung yang dimiliki Inspeksi Keuangan di Indonesia, juga merupakan gedung terbaik dan jauh melampaui syarat-syarat yang diperlukan untuk kantor-kantor besar saat itu.

Sumber : Harian Malang Post, Koleksi Perpusnas Khastara.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan sekitar tahun 2017. Foto koleksi : Alifianto Fandriansyah

Catatan Tambahan :

  • Ir. R. Soeratmoko adalah salah satu arsitek yang mendesain Tugu Pahlawan di Surabaya. Ia bersama Ir. Tan memenangkan sayembara untuk mendesain monumen tersebut, dan bertanggung jawab atas perencanaan gambarnya. 
  • Prof. Dr. Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo atau Roosseno Suryohadikusumo (2 Agustus 1908 â€“ 15 Juni 1996) adalah seorang insinyur, cendekiawan, politikus, ilmuwan dan guru besar Institut Teknologi Bandung. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Perhubungan pada Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Ia dijuluki sebagai Bapak Beton Indonesia, dan dialah yang mengusulkan kepada Presiden Sukarno untuk membentuk Fakultas Teknik Universitas Indonesia, sekaligus ditunjuk menjadi Dekan dari fakultas tersebut pada 17 Juli 1964. (Sumber : wikipedia)
Prof. Dr. Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo.
Sumber Foto : Wikipedia

Postingan Terkait :

Pendudukan Malang 1947

Catatan Berbagai Peristiwa Hingga Jatuhnya Kota Malang ke Jepang

Gedung KNPI Malang, Pernah Menjadi Markas Pusat TRIP Jatim dan Berdiri Dibekas Bozem ??

Mengungkap Fakta Keberadaan NIMEF di Tenun Malang