Berikut ini foto sebuah rumah pada 3 abad yang berbeda, milik keluarga “Schultz”, di Zeestraat 18 (Jalan Laut, sekarang Jalan Dr. M. Saleh), Kota Probolinggo di Jawa Timur.

Foto pertama di tahun 1895 (abad ke-19), kakek nenek “Schultz” berfoto di teras depan rumahnya. Foto ini kemudian disimpan baik-baik oleh anak cucunya.

80 tahun kemudian, di tahun 1975 (abad ke-20), dua orang cucunya, “Bont dan Warungian” berangkat ke Indonesia dari Florida, USA. Tanpa harapan apa pun dari rumah kakek dan nenek Schultz. Ternyata mereka menemukan rumah itu masih utuh di Zeestraat. Tetap tidak berubah, hanya ada tembok yang memisahkan halaman dari jalan raya. Pot-pot bunga tua telah hilang, tetapi segala sesuatunya tetap sama persis. Bahkan pohon mangga yang telah diremajakan pun masih ada. Semuanya bersih, dirawat oleh orang-orang yang ramah dan baik hati yang mengajak para wanita itu berkeliling. Mereka kemudian berfoto di depan rumah itu.

48 tahun berlalu, di tahun 2023 ini saya menemukan kedua foto tersebut. Dimuat pada majalah Tong Tong, edisi 15 Desember 1976, halaman 20. Hasil telusur dokumen yang lain, sebuah berita keluarga yang dimuat di Nieuwe Courant, 26-08-1948. Tentang pertunangan dan pernikahan: “G. P. A. Luyt dan P. Schultz”, yang memberikan petunjuk alamat rumahnya di Zeestraat 18, Probolinggo. Dengan “Googlestreet”, saya berharap dapat menemukan rumah itu kembali. Dan nampaknya memang masih ada, walau terlihat samar dari jalan karena rimbunnya tanaman.

Dan akhirnya foto ketiga, diambil dan dikirim oleh kung Edi PecatanTukang Sapu, pada hari Minggu, 10 September 2023 (abad ke-21). Terima kasih pada beliau telah berkenan untuk singgah ke lokasi, dan mengirimkan foto terbaru. Menampakkan fasad rumah dan dinding yang masih utuh, namun sayang atapnya sudah ambruk. Dari pengamatan citra satelit, atap rumah ini sudah ambruk sejak sekitar 10 tahun yang lalu. Pohon mangganya juga masih bertahan dan tampak semakin menua. Di pagar depan rumah itu kini, tergantung banner yang tertulis “Disewakan”.