Franz Wilhelm Junghuhn (1809–1864), adalah seorang ilmuwan Jerman-Belanda yang dikenal sebagai dokter, geolog, botanis, dan penjelajah yang memberikan kontribusi besar dalam studi alam dan budaya di Hindia Belanda, khususnya di Pulau Jawa. Hampir semua gunung di pulau Jawa telah didaki dan dilaporkan secara ilmiah oleh Junghuhn.
Franz Wilhelm Junghuhn wafat pada 24 April 1864 di Lembang, Jawa Barat. Ia dimakamkan di kawasan Gunung Tangkuban Perahu, tepatnya di Kampung Genteng, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Makamnya sengaja ditempatkan di lokasi yang tenang dan tinggi, sesuai dengan kecintaannya terhadap alam pegunungan dan lanskap Jawa.

Nampaknya karena kepandaiannya yang luar biasa dan tidak lazim pada waktu itu, ia dianggap oleh para warga pribumi sebagai sosok linuwih, keramat, atau “supra natural“. Tidak lama setelah kematiannya, makamnya dibongkar oleh para penduduk pribumi! Dilaporkan dalam koran Rotterdamsche Courant, edisi 16-09-1864, dikabarkan sebagai berikut :
“Java-Bode melaporkan bahwa penduduk pribumi sekali lagi memberikan contoh tentang mudahnya mereka percaya (pada hal-hal yang diluar nalar). Selama hidupnya, dimata mereka Junghuhn adalah orang yang lebih dari biasa. Mereka menganggapnya mempunyai hubungan dengan setan. Sekarang mereka telah menggali kuburnya, membuka peti jenazahnya dan mereasa yakin bahwa pria itu benar-benar telah meninggal. Mereka tidak melakukan pelanggaran sedikitpun pada mayat itu, karena mereka sekarang telah membuktikan sendiri, bahwa mereka telah tertipu oleh kepercayaan bodoh mereka.”


Sumber : bandungbergerak.id
Sumber : Rotterdamsche Courant, edisi 16-09-1864
Postingan Terkait :
Catatan Perjalanan Junghuhn dari Malang ke Puncak Semeru 1844