Tampak depan “Bong Sangar” jalan Hasanudin kota Pasuruan. Foto tahun 2021. Dokumentasi pribadi

Ada sesuatu yang menarik apabila melintasi jalan Hasanudin (dahulu jalan Sangar) di kota Pasuruan, salah satunya adalah pintu gerbang Bong (komplek pemakaman Cina). Terletak persis di depan “Rumah Singa” yang terkenal. Bangunan dengan ornamen yang unik dan khas oriental, dikenal dengan nama “Bong Sangar”. Dihiasi pernak-pernik yang menarik, banyak tertulis aksara Cina, baik disisi depan maupun belakang.

Sudah cukup lama sebenarnya, sejak pengambilan foto di tahun 2021 yang lalu, ingin mengetahui arti atau makna tulisannya. Akhirnya dengan bantuan mas Pippo Agosto, pada tanggal 26 Agustus 2023, dapat mengungkapkan bacaan, arti dan maknanya. Terima kasih kepada beliau, yang telah berkenan meluangkan waktunya. Terima kasih juga kepada Ama Ning atas tambahan dan koreksinya.

Tulisan di bagian depan (sebelah timur) yang menghadap ke jalan, terdiri dari 3 bagian, sayap kiri (sebelah selatan), bagian tengah, dan sayap kanan (sebelah utara) :

– Sayap kiri (sebelah selatan) :

Tulisan besar dibaca dari kanan ke kiri:

道人 (dào ren), artinya kurang lebih: “Rasa hormat yang ditujukan kepada Tao.”

Tulisan vertikal:

遠㢜何近憂德為養善財養㢜

yuǎn kàng hé jìn yōu dé wèi yǎng shàn cái yǎng kàng

Maknanya: “Berpikir dalam jangka waktu pendek maupun panjang, harus berdasarkan kebajikan, dengan harapan mendapatkan keberuntungan dan kemakmuran.”

Detail tulisan di bagian sayap kiri depan (selatan). Foto tahun 2021. Dokumentasi pribadi.

– Bagian tengah:

Ada 2 huruf di depan dan 1 huruf di belakang yang hilang/lepas, tertulis:

Dibaca dari kanan ke kiri:

[…] […] 公祠之填 […]

[…] […] gōng cí zhī tián […]

Tulisan itu menunjukkan, bahwa kompleks tersebut merupakan tempat yang dikhususkan bagi para leluhur. Melengkapi tulisan yang hilang, dapat ditemukan pada buku “Chinese Epigraphic Materials in Indonesia” Volume II Part 2, yang disusun oleh Wolfgang Franke dan editornya Claudine Salmon, tahun 1988 (foto koleksi Hong Sien Kwee).

Beberapa kali Prof. Claudine Salmon, memberikan bantuan pada mas Pippo Agosto, untuk mengidentifikasi tulisan pada temuan bongpay/batu nisan dan bong/makam kuno di Semarang. Menurut buku tersebut, komplek pemakaman ini dikelola oleh perkumpulan kematian yang disebut “Han Shunyuan Gongci” atau “Han Soen Wan Kong Soe”, yang didirikan pada tahun 1906. Tulisan lengkapnya seharusnya sebagai berikut:

韓順遠公祠之填塋 (hán shùn yuǎn gōng cí zhī tián yíng) tulisan lengkap sebelum ada bagian yang lepas/hilang.

Artinya kurang lebih: “Tempat khusus/makam para leluhur marga Han.”

Detail tulisan di bagian tengah depan. Foto tahun 2021. Dokumentasi pribadi.

Menurut Hong Sien Kwee, tulisan yang benar adalah “Han Tat Wan Kong Soe”. Merupakan nama kehormatan dari Han Hoo Tjoan, yang mendirikan komplek pemakaman ini, yaitu makam khusus bagi keluarga Han. Han Soen Wan Kong Soe dulu juga mempunyai komplek makam di seberang rumah Han Hoo Lam (markas Yon Zipur 10), tetapi makam-makam sudah di bongkar oleh keluarga, dan sekarang jadi komplek asrama Yon Zipur 10, di Gadingrejo kota Pasuruan. Makam Han Hoo Tjoan sendiri berada di jalan Erlangga (dulu jalan Wironini) kota Pasuruan.

Menurut Ama Ning:

(Left) 遠慮何近憂 德為養善,財為養廉

(Right) 順天而履道 義以制心,禮以制行

The missing character is likely 行 (performance)

ChatGPT’s translation:

“遠慮何近憂” Far-sightedness prevents imminent worries.

“德為養善,財為養廉” Virtue nurtures goodness, wealth nurtures integrity.

“順天而履道” Follow the will of heaven and tread the path.

“義以制心,禮以制行” Righteousness restrains the heart, rituals govern behavior.

– Sayap kanan (sebelah utara):

Tulisan besar dibaca dari kanan ke kiri:

天理 (tiānlǐ)

Secara harfiah: “Prinsip-prinsip surgawi.” Ini berkaitan dengan ajaran Konfusius.

Tulisan vertikal:

順天而履道義以制禮以制

(shùn tiān ér lǚ dàoyì yǐ zhì lǐ yǐ zhì)

Maknanya kurang lebih: “Moral dan ritual harus tunduk/patuh pada peraturan langit/surga.”

Detail tulisan di bagian sayap kanan depan (utara). Foto tahun 2021. Dokumentasi pribadi.

Tulisan di bagian belakang (sebelah barat), juga terdiri dari 3 bagian, sayap kiri (sebelah utara), bagian tengah, dan sayap kanan (sebelah selatan):

Tampak belakang “Bong Sangar” jalan Hasanudin kota Pasuruan. Foto tahun 2021. Dokumentasi pribadi

– Sayap kiri (sebelah utara) :

Tulisan besar dibaca dari kanan ke kiri:

水綠 (shuǐlǜ), secara harfiah: “Hijau muda”, bermakna: “Keabadian.”

Tulisan vertikal: 綿延世澤子孫奕奕[…] […] […]常

mián yán shì zé zǐ sūn yì yì […] […] […] cháng

Ada 3 huruf yang hilang/lepas.

Maknanya kurang lebih: “Kemakmuran yang semakin besar dan meluas turun temurun tidak terputus.”

Detail tulisan di bagian sayap kiri belakang (utara). Foto tahun 2021. Dokumentasi pribadi

– Bagian Tengah:

Tulisan dibaca dari kanan ke kiri:

源通填塋 (yuán tōng tián yíng), maknanya kurang lebih: “Makam para leluhur.”

源通填 adalah “awal mula” atau “sumber awal mula”, jadi bermakna “leluhur marga yang dimakamkan di situ.”

Detail tulisan di bagian belakang tengah. Foto tahun 2021. Dokumentasi pribadi.

– Sayap kanan (sebelah selatan) :

Tulisan besar dibaca dari kanan ke kiri:

青山 (qīng shān), secara harfiah berarti “Gunung Biru”, sedangkan maknanya adalah “Kehidupan yang baik.”

Tulisan vertikal terbaca:

高大路門形勢巍巍懸年宿

(gāo dàlù mén xíngshì wéiwéi xuán nián sù), maknanya kurang lebih: “Gerbang jalan menuju ke puncak tertinggi yang abadi.”

Menurut Ama Ning yang berkomentar di Facebook:

高大路门形势巍巍悬斗宿 pinyin reads:

gāo dà lù mén xíng shì wēi wēi xuán dòu xiǔ

斗宿 (dòu xiǔ) — not 年宿,as noted somewhere in the same post — is the name of a constellation of stars; beidou 北斗星 is one of the stars.

So, the whole phrase says something like the towering doorway is as majestic as if holding a constellation of stars.

Detail tulisan di bagian sayap kanan belakang (selatan). Foto tahun 2021. Dokumentasi pribadi.
Makam Han Hoo Tjoan di jalan Erlangga (Wironini) kota Pasuruan. Foto tahun 2021. Dokumentasi pribadi.