Rumah sakit tertua dan pertama yang ada di kota Probolinggo, berusia hampir seabad di tahun 1930-an. Dari peta tahun 1914, dapat diketahui lokasinya ada di Heerenstraat (sekarang jalan Suroyo), sebelah barat pendopo Kabupaten Probolinggo. Eks lokasi rumah sakit ini sekarang dipakai sebagai kantor “Dinas Kesehatan” Kota Probolinggo. Selain disini, terdapat juga rumah sakit di wilayah pelabuhan di desa Mayangan. Fungsinya diperkirakan hanya sebagai “RS Isolasi” bagi pasien yang mempunyai penyakit menular dan berbahaya, gedungnya kini tak berbekas. Sama halnya dengan di kota Pasuruan, yang mempunyai tempat isolasi semacam ini di wilayah pelabuhan Pasuruan.

Lokasi rumah sakit di kota Probolinggo pada peta tahun 1914.

Pemkot Probolinggo kesulitan untuk mengembangkan rumah-sakit yang sudah ada ini. Yang dianggap sudah tidak layak, kurang fasilitas, atau fasilitas yang ada sudah usang dan sangat ketinggalan jaman. Anggaran yang diajukan ke pemerintah pusat, untuk pengembangan fasilitas yang ada, sudah berulang kali ditolak.

Dengan sistem desentralisasi yang baru, tanggung jawab perawatan rumah sakit oleh pemerintah pusat, dialihkan ke pemda setempat. Oleh karena itu sebagai Walikota Probolinggo yang baru, Ferdinand Edmond Meijer, di tahun 1928 segera membuat proposal pendirian rumah sakit yang baru. Rencana ini disetujui dan diadopsi oleh dewan daerah, dan Gubernur Jendral juga sudah menjanjikan subsidi sebesar f 105.000. Namun sayang, dalam kondisi awal krisis (malaise) waktu itu, subsidi ini akhirnya ditarik atau terpaksa dibatalkan.

Tersendat-sendat dan tertunda selama hampir 3 tahun, proses pendirian rumah sakit baru dapat dilaksanakan pada tahun 1931. Dengan dana pinjaman sebesar f 36.000 dan dukungan keuangan dari pabrik gula setempat. Seperti Umbul, Wonolangan, Sumberkareng, Gending dan Maron, Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), serta ANIEM.

Hari Senin, 15 Juni 1931, pukul 5 sore dilakukan acara peletakan batu pertama rumah sakit pemerintah kota Probolinggo (gemeentelijk–ziekenhuis). Acara ini selain dihadiri oleh walikota sendiri, juga hadir Inspektur Kesehatan Masyarakat propinsi Jawa Timur, Prof. Rodenwaldt. Juga Wakil Gubernur Jawa Timur, R. Ng. Soebroto, Residen Probolinggo, G. Scholten, Bupati Poedjo, para anggota dewan, patih, Wedono-Kota, pengurus pabrik gula di sekitar dan sejumlah tamu undangan bersama ibu-ibu.

Bapak F. E. Meijer, dalam sambutannya mengatakan : ucapan terima kasih kepada para hadirin, terutama kepada pak Prof. Rodenwaldt dan pak Soebroto. Yang telah datang jauh-jauh dari Surabaya khusus untuk acara itu. Ucapan terima kasih juga kepada Dr. Pfister dan Dr. Soetopo. Atas saran medis mengenai desain dan tata letak gedung rumah sakit. Selanjutnya, terima kasih khusus kepada pengurus pabrik gula Gending, Maron, Sumberkareng, Umbul dan Wonolangan. Serta kepada pimpinan PbSM (perusahaan tram) dan ANIEM (perusahaan listrik).

Disela-sela sambutannya itu, dilakukan acara peletakan batu pertama. Peletakan batu pertama dilakukan oleh putri walikota, nona Jeanne T. M. Meijer, dibantu oleh bapak Liems, direktur PU kota. Batu itu bertuliskan : “De eerste steen, gelegd door Jeanne T. M. Meijer, 15 Juni 1931.” Yang artinya : “Batu pertama, diletakkan oleh Jeanne T. M. Meijer, 15 Juni 1931.”

Kemudian walikota melanjutkan pidatonya. “Batu ini merupakan simbol kokohnya bangunan, yang di satu sisi adalah ornamen, di sisi lain adalah simbul kuatnya kerjasama.” Penghargaan diberikan kepada direktur PU kota, pak Liems, yang membuat desain dan di bawah pengawasannya langsung pembangunan ini dilakukan.

Setelah walikota, dilanjut dengan sambutan Residen Probolinggo, G. Scholten, mengucapkan selamat kepada walikota, dewan kota dan seluruh penduduk Probolinggo. Atas inisiatif yang telah diambil untuk mendirikan dan mengoperasikan rumah sakit. Dia memberikan penghormatan kepada walikota, melalui optimisme yang luar biasa dan dorongan yang kuat. Untuk munculnya sebuah institusi yang kebutuhannya telah dirasakan selama bertahun-tahun. Beliau berharap bahwa rumah sakit akan terus tumbuh dan berkembang.

Dalam proses pembangunan rumah sakit, dewan daerah propinsi Jawa Timur “hanya” memberikan subsidi sebesar f 1000. Membuat pak Meijer kecewa, dan mengajukan amandemen untuk pemberian subsidi setidaknya sebesar f 3500.

Pembukaan secara resmi rumah sakit yang baru, dilaksanakan dengan acara sederhana di balai kota, pada hari Rabu, 9 Desember 1931. Walikota mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan kerjasama yang diberikan. Khususnya bapak Liems yang telah mengambil alih pekerjaan tersebut, serta kepada dewan daerah kabupaten Probolinggo, yang telah menjanjikan iuran tahunan.

Setelah acara peresmian, adalah mengunjungi dan tur keliling ke rumah sakit yang baru. Interior diatur dengan rapi, disesuaikan dengan kebutuhan terkini. Sehingga fasilitas yang dimilikinya, tidak kalah dengan fasilitas rumah sakit terbaik di pulau jawa. Perusahaan Kemer di Bandung menyediakan tempat tidur dan meja operasi. Sedangkan perabotan yang diperlukan diproduksi oleh perusahaan Kong Lie Gwam di Probolinggo.

Kamar operasi dirancang dengan sangat baik, ada atap kaca yang dapat didinginkan secara teratur dengan alat penyemprot khusus. Pencahayaan ruang operasi, dilengkapi lampu “Scialityc” seharga f 800. Lampu khusus yang memancarkan sinarnya sedemikian rupa, sehingga pasien tetap dalam cahaya penuh tanpa ada bayangan dari operator. Jika terjadi kegagalan fungsi pada saluran listrik selama operasi, dua lampu darurat dapat segera dinyalakan, yang menerima arus dari baterai. Ada juga ruang operasi lain, untuk mengobati berbagai luka ringan, serta ruang bersalin. Singkatnya segala sesuatu yang dimiliki sebagai rumah sakit yang lengkap. Untuk rawat inap ada 2 ruang kelas 1. 2 ruang kelas 2, 2 ruang kelas tiga dan 1 kamar khusus anak-anak. Tarifnya ditetapkan untuk kelas 1, 2 dan 3 sebesar f 9, f 6 dan f 2 per hari.

Hampir semua bangunan eks rumah sakit ini, sekarang sudah berganti dengan bangunan baru. Namun masih menyisakan beberapa atap plafon khas bangunan kuno, serta tembok tebal yang sekarang ditutup keramik. Rumah sakit pemerintah kota Probolinggo ini, kini bernama “RSUD Mohamad Saleh”, beralamat di Jl. D.I. Panjaitan No.65, Sukabumi, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo.

Lokasi rumah sakit yang baru pada peta 1946.

Postingan Terkait :

Walikota Pertama Probolinggo

Berita Koran Terkait :

Sejarah Panjang RSUD dr Moh Saleh Probolinggo