Sirkus Harmston adalah sirkus Barat terbesar (dan mungkin satu-satunya) yang pernah melakukan pertunjukan keliling di Hindia Belanda tempo dulu. Sirkus ini dibentuk oleh William Benjamin Harmston di Inggris pada tahun 1847. Kemudian dijalankan oleh putranya William Batty Harmston (1844-1893). Setelah kematiannya, diteruskan oleh jandanya Jane Evelyn Eldred, yang menikah dan menjalankan sirkus dengan manajer sirkus Robert Love. Dan kemudian lagi oleh putra William Batty Harmston, William George Harmston, hingga sekitar tahun 1936.

Dalam perjalananannya keliling dunia, kota Pasuruan adalah salah satu kota “langganan” tempat mereka biasa tampil. Iring-iringan panjang kereta rombongan sirkus ini, berpindah dari satu kota ke kota lainnya. Menjadi tontonan yang unik dan menarik, di sepanjang jalan yang mereka lewati. Selain kuda, mereka juga memanfaatkan gajah yang mereka miliki, yang mampu menarik 7 kereta sekaligus!

Kereta rombogan sirkus yang ditarik oleh gajah.

Di tahun 1896, ketika tampil di alun-alun kota Pasuruan, sempat dikunjungi Raja Siam (kini disebut Thailand), Raja Chulalongkorn (Rama V). Atas penampilannya yang mengesankan, Raja Siam memberikan kado kenang-kenangan berupa jam tangan yang indah untuk Ny. Harmston. Kemudian setelah tahun itu, mereka masih beberapa kali lagi tampil di Pasuruan, dan yang terakhir dapat dipantau tahun 1933.

Iklan di Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie,11-09-1896.
Tampak di sebelah kanan tenda pertunjukan sirkus di alun-alun kota Pasuruan. Foto pada kartu pos lama sekitar tahun 1900.

Memasuki abad ke-20, sirkus mengalami persaingan hebat dengan seni pertunjukan lainnya. Terutama dari industri perfilman, dimana banyak bioskop mulai dibuka di kota-kota besar. Bioskop-bioskop bersaing menyediakan berbagai film dan progam, menyajikan variasi baru dalam kesenangan penonton. Walaupun demikian, sirkus masih bertahan, meskipun “show” yang ditampilkan, dikatakan tidak sebanyak penampilan-penampilan terdahulu.

Sensasi menonton “gambar hidup” akhirnya disebut menjadi sedikit membosankan. Pertunjukan sirkus juga langka, hanya dalam beberapa hari saja di suatu kota setelah bertahun-tahun. Atraksi akrobatik yang paling terkenal adalah “Trapeze” atau palang gantung. Semacam ayunan yang digantungkan dengan tali, diatas langit-langit tenda sirkus. Para pemain melakukan berbagai atraksi salto yang mendebarkan, berpindah dari satu palang ke palang lainnya.

Atraksi Trapeze atau palang gantung dalam pertunjukan sirkus tempo dulu.

Tragedi Sirkus 1913

Atraksi- atraksi baru dan berbahaya juga ditampilkan, untuk menarik minat banyak penonton. Kemudian ada karya yang disebut berani dan gila dari : “Raja Pembalap, Watson Sang Iblis Pemberani“. Dalam sebuah gerobak berbentuk mobil, ia membiarkan dirinya bergulir dari atas papan yang diletakkan miring, melalui blok di ujung papan. Gerobak itu berada pada ketinggian mungkin 8 atau 10 Meter di atas dasar tanah, membuat lompatan ke depan untuk kemudian turun seperti mortir dengan rasa menakutkan ke atas sebuah kasur atau matras yang empuk. Perjalanan itu sendiri tentu saja berlalu dalam sekejap mata, hanya beberapa detik yang berlalu dari kata “let go!” Dari pengendara yang berani untuk mulai meluncur bebas. Setelah itu dia akan keluar dari kendaraan di bawah tepuk tangan penonton, setelah memberi mereka sensasi yang menakutkan.

Atraksi meluncur dengan mobil dari ketinggian (ilustrasi).

Kegilaan itu biasanya berakhir dengan selamat, tapi bisa diprediksi, bahwa suatu hari nanti, “Sang Raja” yang belum dinobatkan ini, Watson atau nama aslinya Sidney Humphries, akan menjadi korban dari profesi bodohnya. Hanya perlu sedikit kesalahan di sini atau di sana, kewaspadaan, dan pengawasan terhadap langkah-langkah keamanan yang sedikit saja melemah (dan itu terjadi !), akan berakhir dengan insiden.

Seperti yang diketahui dari berita koran lama, pada pertunjukan pembukaan Selasa malam oleh sirkus Harmston di Pasuruan, pengendara mobil Watson, pria dengan nomor sensasi telah tewas. Pria di Pasuruan ini benar-benar mematahkan lehernya di pertunjukan pembukaan sirkus. Sebuah kasus yang mengerikan, dan menyedihkan dalam banyak hal !

Sirkus Harmston disebut mengalami kerugian cukup besar akibat kecelakaan ini, kemudian sedang mencari pemberani lainnya, yang mau mempertaruhkan nyawa demi sandwich-nya. (De Preanger-Bode, 25-04-1913)

Catatan :

Kisah pemain sirkus ini terlacak dalam buku : Genealogische en heraldische gedenkwaardigheden betreffende Europeanen op Java, 1934-1939, karya Bloys van Treslong Prins, P.C. Tercatat berada dalam makam Eropa (Kerkhof) di Bugul Lor Kota Pasuruan. Makam no. 230 dari total sejumlah 584 makam. Dalam batu nisannya tertulis :

Yang artinya kurang lebih : Di sini beristirahat dengan tenang adalah / Sydney Humphries / seorang kawan yang gagah berani, sahabat sejati / yang menemui ajalnya ketika / menjalankan tugasnya pada / usia 27 tahun di sirkus Harmston / Pasoeroean pada tanggal 23 April 1913 / yang dihormati oleh semua kawan-kawannya / dilahirkan di Manchester (UK) 1886.

Menurut buku tersebut, terdapat 4 (empat) lokasi makam Eropa di Pasuruan, yaitu ada di :

  1. Bugul Lor.
  2. Halaman komplek sekolah Katolik Roma (sekarang Sang Timur)
  3. Gading (sekarang komplek asrama tentara Zipur 10), dan
  4. Kedawung.

Satu-satunya yang masih utuh ada di Kedawung, yaitu makam keluarga Gerrit Lebret, sedangkan 3 (tiga) makam Eropa lainnya, sejauh yang diketahui sekarang ini tidak berbekas.

Postingan Terkait :

Tradisi Lebaran Kuno di Pasuruan

404 Not Found

Not Found

The requested URL was not found on this server.

Additionally, a 404 Not Found error was encountered while trying to use an ErrorDocument to handle the request.